Banyuwangi – Menghadapi tantangan musim kemarau yang memperburuk krisis air bagi irigasi pertanian, Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Bangorejo bersama dengan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) melaksanakan program "Gontor Walet." Program ini difokuskan pada pembersihan saluran BBU 10 yang berlokasi di Dusun Sere, Desa Bangorejo, Kecamatan Bangorejo, demi memastikan aliran air irigasi yang lancar bagi pertanian di wilayah tersebut.
Menurut Yadi, Koordinator Korsda Bangorejo, pembersihan sepanjang 200 meter ini bertujuan menghilangkan endapan lumpur yang menghambat laju air.
"Sedimen yang menumpuk ini telah mengurangi kapasitas saluran, membuat air sulit mencapai area pertanian ketika musim kemarau," jelasnya.
Lumpur yang menumpuk menyebabkan pasokan air menjadi tidak stabil, mengganggu ketersediaan air untuk lahan-lahan pertanian.
Para petani di sekitar saluran BBU 10 mengeluhkan masalah ini selama beberapa bulan terakhir. Aliran air yang sering tersumbat oleh endapan lumpur mengakibatkan mereka kesulitan memperoleh suplai air yang cukup, khususnya pada musim tanam yang sangat bergantung pada irigasi.
Program ini tidak hanya berupaya mengatasi permasalahan sedimentasi saat ini, tetapi juga bertujuan mencegah terjadinya penumpukan kembali di masa mendatang. Dengan saluran yang bersih, aliran air diharapkan lebih stabil dan memenuhi kebutuhan selama musim kering.
Kegiatan pembersihan melibatkan kerja sama aktif antara Korsda dan anggota HIPPA, yang bersama-sama membersihkan tumpukan lumpur. Harapannya, distribusi air dapat tetap terjaga dan mendukung produktivitas lahan pertanian.
"Upaya ini sangat membantu para petani di sini, mereka merasa lebih terbantu dengan kondisi saluran yang lebih lancar," kata Yadi.
Korsda Bangorejo berharap kegiatan normalisasi seperti Gontor Walet ini dapat berlangsung rutin agar kebutuhan air di area pertanian terus terpenuhi.
"Kami ingin program ini mampu meningkatkan ketahanan irigasi bagi petani di masa depan," tutup Yadi.