BANYUWANGI - Dalam persiapan menyongsong musim hujan 2024, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Banyuwangi telah meluncurkan serangkaian langkah proaktif yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan wilayah terhadap potensi risiko banjir. Salah satu terobosan utama adalah upaya normalisasi sungai, terutama di sepanjang Kali Loo dan titik rawan banjir lainnya, dengan harapan mengoptimalkan aliran air dan mengurangi risiko banjir di zona-zona kritis.
Peningkatan mekanisme pengendalian banjir juga terlihat di Kampung Lebak melalui pemasangan pompa dan pintu kleb. Guntur Priambodo, Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, menyoroti peran kunci pompa pengendali banjir dan pintu kleb dalam mengelola tingkat air, mengurangi dampak curah hujan tinggi.
Dalam memperkuat respon cepat terhadap potensi risiko banjir, DPU Pengairan telah menambah personel PPA (Penjaga Pintu Air). Guntur menjelaskan, "Penambahan personel PPA memastikan komunikasi yang cepat terkait potensi risiko banjir."
Sementara itu, langkah-langkah preventif mencakup implementasi 500 sumur resapan di seluruh wilayah Banyuwangi. Sumur ini ditempatkan secara strategis untuk menyerap air berlebih, memberikan perlindungan ekstra terhadap potensi banjir di lokasi-lokasi yang rentan.
DPU Pengairan juga telah memperkuat kapasitas respons darurat dengan mengakuisisi tiga pompa bergerak berkapasitas besar. Guntur menekankan, "Pompa bergerak ini siap dikerahkan ke lokasi-lokasi kritis untuk meredakan banjir dan melindungi komunitas yang berisiko."
Meskipun langkah-langkah mitigasi telah diambil, DPU Pengairan mempertegas peran aktif masyarakat. Mereka mendorong partisipasi penduduk dalam menjaga kebersihan saluran air, memastikan efektivitas inisiatif-inisiatif ini optimal.
"Pentingnya tanggung jawab bersama dalam membangun masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi bencana tidak bisa diabaikan," tegas Guntur, menekankan perlunya pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai Banyuwangi bebas banjir selama musim hujan mendatang.